Belitong Mangrove Park

TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak. Pepatah lama ini sering melekat pada nasib manusia. Bisa jadi akibat ulahnya sendiri atau alam yang tidak lagi berpihak. Petani terpuruk, harga meroket akibat gagal panen mulai terasa akibat pemanasan global. Dalam situsnya http://icctf.or.id/ menekankan, pemanasan global berdampak terhadap kenaikan muka air laut sehingga menyebabkan banjir dan pergeseran lahan basah, erosi pantai, peningkatan salinitas, Semakin banyaknya banjir akibat pasang air laut, Perubahan kualitas air permukaan, meningkatnya resiko banjir, bertambahnya kerugian properti dan rusaknya habitat pantai.

Harus ada upaya untuk mencegah bencana massive di muka bumi. Sekian lama belahan bumi utara menjadi belahan bumi selatan memasok bahan baku industri. Bencana mulai terasa ketika industri negara utara merasakan dampak pemanasan global. Sehingga negara barat di utara mulai gencar mengkampanyekan gerakan pro lingkungan dan memberi dukungan pendanaan demi mencegah dampak buruk perubahan iklim dan pemanasan global.

ICCTF didirikan Pemerintah Indonesia sebagai Lembaga Wali Amata (MWA) yang bertindak sebagai wadah pengelolaan dana untuk perubahakan iklim yang bermitra dengan Kementrian PPN/Bappenas. ICCTF mengundang Organisasi Masyarakat Sipil, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, Instansi Pemerintah lainnya dan Kelompok Masyarakat untuk memasukkan satu atau lebih proposal kegiatan dalam program Mitigasi Berbasis Lahan. Peluang ini ternyata dimanfaatkan HKM Juru Seberang Bersatu. Tahun lalu HKM Juru Seberang mengajukan proposal ke ICCTF (Indonesia Climate Change Trust Fund).

“ Alhamdulillah dari 169 proposal, HKM Juru Seberang termasuk 12 besar proposal yang disetujui “ ujar Ketua HM Juru Seberang Bersatu, Marwandi usai mengikuti “ Workskhop Pembekalan Proyek-Program Mitigasi Berbasis Lahan di Hotel BW Suite, 9-10 Februari 2017.

Bersamanya mitranya Yayasan Terangi (Terumbu Karang Indonesia) dengan pengawasan dan dukungan ICCTF, HKM Juru Seberang direncanakan akan membangun dan mengembangkan Belitong Mangrove Park (BMP) mulai bulan Maret 2017 yang terletak di Gusong Bugis. Gusong Bugis merupakan satu dari 5 Wilayah Pengembangan HKM Juru Seberang Bersatu. Dana yang dikucurkan terbilang besar mencakup antara lain pembangunan fasilitas tracking mangrove semi permanen sepanjang 1 km, menara pemantau, sarana dan prasarana sanitasi, peningkatan SDM dan penanaman mangorove.

Workshop Management Pembekalan terselenggara atas kerjasama Kementrian PPN/Bappenas, ICCTF dan USAID yang dibuka oleh Direktur Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas yang juga Sekretaris MWA ICCTF, Dr. Medrilzam. Workshop ini adalah kegiatan pertama ICCTF diluar daerah. Meldrilzam juga mengemukan alasan kenapa Belitung terpilih sebagaimana yang disampaikan Marwandi melalui akun Whatapps-nya karena Belitong merupakan salah satu pulau konservasi dunia yang cukup lengkap. Belitong memiliki pantai, hutan mangrove padang lamun dan terumbu karang. Tentu saja, perkembangan Belitong sebagai destinasi wisata dinilai tepat untuk mengimplementasi program perubahan iklim ICCTF.

Bersama pendamping HKM Juru Seberang Bersatu, Dedi Ilhamsyah dan Kabid Ekonomi Bapeda Kabupaten Belitung, Bakri Hauriansyah, Direktur ICCTF meninjau kawasan HKM di Desa Juru Seberang. “ Setelah indikator dan progres terpenuhi, kami berharap Belitong Mangrove Park akan di-lauching agar dapat mendukung destinasi wisata dan berperan aktif dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Belitung” pungkas Marwandi (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *