TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Pembangunan direncanakan lima pendekatan. Pedekatan politis,teknokratik, top down, bottom up dan partisipatif. Pendekatan partisitif ini diharapkan masyarakat memahami kendala dan tantangan yang dihadapi. Namun jika berhasil, ada kepuasaan tersendiri dan mampu memotivasi kelompok masyarakat lain.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sudah akrab ditelinga. Program partisipatif seringkali dikeluhkan karena mekanisme pembangunannya tak berbeda jauh dengan administrasi pada proyek pemerintah. Memang tidak semua program pemberdayaan seperti itu. Kisah pemuda Aik Selumar mengelola Gunung Peramun, pemuda Terong mengelola Desa Wisata Kreatif dapat menjadi inspirasi bagaimana sinergi pemerintah dan masyarakat bisa dilakukan dengan pendekatan partisipatif.
“ Yang pasti kita mendukung kawan-kawan yang mau berjuang demi Belitong” begitulah alasan Marwandi, Ketua HKM Juru Seberang Bersatu ketika ditanya alasan mengikuti coaching clinic Geopark di Hotel Billiton, Jumat, 24 Februari 2017. Marwandi turut merasa bangga ketika melihat kawan sesama komunitas bisa berhasil.
Selain HKM Juru Seberang Bersatu, peserta coaching clinic berasal dari. Komunitas Kompak Beltim yang mengelola geosite Gunong Kik Karak, mengeluhkan penataan track (jalur) ke objek wisata yang belum maksimal termasuk persoalan sampah. Sementara, beberapa hari lalu, Gapabel dan melakukan gerakan bersih objek wisata Danau Biru di Desa Aik Rayak. Keluhan dan pengalaman keduanya bisa saling menutupi.
Hal senada disampaikan Prof. Ibrahim Komoo dalam mengelola geopark. Menurut Profesor, pengembangan geopark bukan untuk menarik turis tapi untuk menyediakan tempat agar masyarakat bersatu dan menjaga alam, budaya dan hayati. Setelah semua bersatu dan alam akan terjaga dengan sendirinya turis akan datang. “ Kalau ruma kite berse maka urang nyaman nak tengok “ ujar Prof. Ibrahim Komoo dengan ujaran Melayunya. Komi mengingatkan bahwa Geopark merupakan potensi geologi dunia yang signifikan yang dikelola dengan konsep menyeluruh mencakup perlindungan, edukasi dan pembangunan berkelanjutan.
Prof.Nurzaini Azman turut mempertegas bahwa kerjasama dengan pihak lain justru akan memberikan penguatan terhada masyarakat lokal. Menurut Nurzaini, para geologis juga perlu bekerjasama dengan guru-guru dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar edukasi geopark lebih efektif. Tujuan dari geopark adalah mengapresiasi konservasi yang dilakukan masyarakat lokal turun-temurun. Selain itu geopark mendidik masayarakat melalui pengetahuan, kesadaran, periaku, keterampilan, dan pemberdayaan. Untuk mendukung pembangunan berkelanjutan tidak perlu formal (adminstrasi) yang terpenting dilakukan dengan pendekatan komunikasi dan informasi
Tiga unsur (geologi, budaya dan hayati) yang harus dipahami komunitas tidak terbatas pada pengelolaan geopark. Ahli biologi dan reptil, Prof.Nurhayati Ahmad memaparkan Keterkaitkan geoparak dengan sumberdaya hayati. Menurutnya unsur hayati dalam konsep dan strategi pengembangan geopark harus memenuhi tiga prinsip. Alasanya karena sumberdaya hayati dalam pengembangan Geopark merupakan warisan (heritage) dari masyarakat lokal dimana wilayah dan penduduk merupakan bagian (sistem) suatu negara. Alasan kedua, sumberdaya hayati memiliki nilai warisan intrinisk yang tinggi sehingga perlu dikonservasi untuk kebutuhan sekarang dan masa datang.Alasan ketiga, karean sumberdaya hayati memiliki cakupan yang dapat mendukung ekowisata.
Dari unsur geologi, Profesor Ibrahim Komoo banyak menjumpai pengembangan tanpa mengikuti kaidah yang benar. Hasilnya, pasti kurang bagus. “ Belitung masih bisa mengikuti kaidah. Soalnya banyak geologi muda yang mengikat kaidah itu sendiri” kata Profesor.
Selain memaparkan konsep, ketiga nasumber juga memberik trip bagaimana mengidentifikasi unsur dalam pengembangan geopark seperti yang dikemukan Nurhayati. Potensi biosite dapat diidentifikasi dengan memperhatikan spesies flora dan fauna penting dan mengetahui status konservasi (perlindungan). Kedua, menjelaskan properti fisik dari flora dan fauna yang dianggap penting. Ketiga, membuat petunjuk atau kerangka kerja pada objek yang dilindungi. Keempat harus mengelola dan ngembangan kaidah dan strategi.
Apa yang dipaparkan banyak memberikan pengetahun, pemahaman bagaimana bersatu dalam mendukung keberlanjutan pembangunan saat ini dan masa depan (fiet/galih)