Bertempat di Ballroom Hotel Billiton, digelar pertemuan antara Bappeda dengan sejumlah pakar dari ITB dan Malaysia pada Kamis malam, 23 Februari 2017. Bupati Belitung, H. Sahani.S.Sos menyambut baik kegiatan ini yang mengundang sejumlah pakar dari Malaysia (Prof.Ibrahim Komi, Prof. Nurzaini Azman, Prof Che Aziz Ali dan Prof Norhayati Ahmad ) yang nantinya akan membagikan pengalaman mereka dalam mengelola Langkawi UNESCO Geopark Global. Dengan rumpun melayu diharapkan ada kesamaan pandangan dalam mengelola Geopark Pulau Belitung (GPB). “Ada ikatan emosional, karena Langkawi dan Belitong berada satu rumpun melayu” kata Bupati.
Selain dari Langkawi, Malaysia hadir juga pakar perwakilan dari Yayasan ITB 81, perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan perwakilan dari Badan Geologi. Kabid Penelitan dan Pengembangan Bapeda,Anita menjelaskan rencana kedatangan sejumlah pakar dan pengelola geopark ditujukan untuk berbagi pengalaman pengelolaan geopark “ Setelah mereka melihat langsung geosite kita di lapangan, mereka memberi masukan bagaimana membangun geosite berbasis partisipasi masyarakat “ jelas Anita
Saat menggelar acara tumpengan dimulainya Geopark Pulau Belitung (9/2/16) Oki Oktariadi sempat berucap “ Penggiat geopark itu seperti musuh dalam selimut. Memahami tambang tapi bukan untuk ditambang malah maunya dikonservasi “. Pada tahun 2014 silam Oki menerbitkan buku berjudul “Warisan Geologi Pulau Belitung”. Gagasan mengembangkan Geopark memang sudah lama ada. Bapeda dan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Belitung pada tahun 2014 sempat membahas rencana pengembangan hingga akhirnya dilakukan Studi Rencana Kawasan Geowisata di Wilayah Kecamatan Sijuk. Unsur yang dinilai mencakup aspek geologi dan budaya. Sayangnya kurang bergaung.
Baru setelah Menteri Pariwisata, Arief Yahya menggaungkan dua Geopark ke UNESCO yakni Geopark Rinjani dan Geopark Ciletuh Sukabumi Jawa Barat dan mengusulkan Geopark Pulau Belitong dan Geopark Danau Toba untuk tahun 2017, gagasan mengembangkan Taman Bumi ini mulai mendapat sambutan. Gerakan inisiasi dan promosi Geopark Pulau Belitong pun digulirkan oleh Tim dari Yayasan ITB 81. Berikut rangkauan kegiatan menuju penetapan Geopark Nasional.
- Kegiatan Tahun 2016 : Pada tanggal 9 Oktober 2016 Tim Persiapan Geopark dan Pemkab Belitong dihadiri didukung Tim ITB 81, perwakilan dari Museum Geologi Bandung, Gapabel, SGS, BUMD menggelar ‘’tumpengan” sebagai tanda dimulainya aktivitas menuju Geopark Pulau Belitong. Tanggal 9 digelar Seminar Nasional Geopark Pulau Belitung dengan tema “Geopark untuk Pariwisata” di Aula Pertemuan Kantor Bupati Beltim, Tanggal 9-11 Desember 2016 digelar ) Festival Geopark di Belitung dan Belitung Pada tanggal 26-29 Desember 2016 Sekretaris Jenderal (Sekjen) Geopark Global Network (GGN) Unesco, Guy Martini meninjau geosite Pulau Belitong.
- Kegiatan Tahun 2017 : Rapat Pemantapan Perda Pembentukan Badan Pengelola Geopark Pulau Belitong di Manggar dan Tanjungapandan pada Februari 2017. Bulan Juli 2017 target Penetapan Pulau Belitong sebagai Geopark Nasional.
Tidak hanya mengundang SKPD terkait, pertemuan ini juga dihadiri LSM Gapabel. Menurut Galih Prawira, satu dari tiga anggota Gapabel yang hadir menyebutkan Geopark tidak hanya membahas batu (geologi) tapi juga unsur budaya dan hayati. “ Gapabel aka terus mengawal jalanya geopark karena potensi Belitung cukup besar dalam pengembangan geopark. Hidup mati geopark ada ditangan komunitas (masyarakat)” tandas Galih.
Peran masyarakat diharapkan lebih dominan. Selain melibatkan Gapabel, coaching clinic (Jum’at/24/2) akan diikuti komunitas di Belitung dan Beltim antara lain Kelompok HKM Juru Seberang Bersatu, Kentara Kaki Beltim dan Karang Taruna Kampit. Narasumber nantinya akan memaparkan dampak positif adanya Geopark Pulau Belitong dan memberikan penguatan terhadap tiga unsur (geologi, budaya, hayati) dalam pengembangan geopark.
Sementara di Ruang Rapat Bupati dibahas Sinkronisasi Perda tentang pembentukan Badan Pengelola Geopark Pulau Belitung (BPGP) oleh Pemerintah Kabupaten (Belitung dan Belitung Timur). “ Malam ini (Jumat, 24/2) akan dilakukan penandatangan kesepakatan antara Belitung dan Beltim di Resto MDR” ujar Kabag Hukum Setda, Imam Fadlie, SH.
Pertemuan ini melibatkan beberapa unsur dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata,Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kominfo, Dinas Lingkungan Hidup, Bagian Hukum, Bagian Ekonomi, Bagian Pemerintahan dan Bagian Humas Setda. Kabupaten Belitung diwakili oleh Asisten Bidang Pemerintahan, Kadin Lingkungan Hidup, Bagian Hukum Setda. Sedangkan Kabupaten Belitung diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Sekretaris BP4D, Dinas Pariwisata. Rapat menyepakati personalia kepengurusan BPGP dan segera ditandatangi oleh Bupati di dua kabupaten. (fiet/ galih)