Dari segi luas, Galeri Seni Mansyur tidak berbeda dengan petak bangunan disampingnya. Tetapi di Hari Minggu Galeri Seni Mansyur mencolok karena kehadiran anak-anak melukis. “ Dua tahun lalu, yang belajar bisa mencapi 40 orang tapi kini hanya 8-9 orang saja” ungkap Mansyur.Sarjana lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Seni Yogyakarta memang kerap tampil di pameran lukisan berskala nasional dan internasional. Berbekal ilmu formal, sarjana lulusan Studi Ilmu Seni Murni yang mengambil kekhusunan seni grafis.
Namun kuantitas bukan ukuran bagi Mansyur. Ia juga tidak ingin mentarget anak didiknya sebagai juara lomba lukis “ Tujuan melukis itu meningkatkan daya kreativitas. Pertama harus diajarkan mengenal bentuk barulah kemudian memoles cat diatas kanvas” ujar Mansyur ketika disinggung banyaknya Lomba Mewarnai bagi anak.
“ Lomba mewarnai membuat anak terbelanggu , berbeda dengan melukis. Dan saat memoles cat pun saya mencegah anak untuk tidak menggunakan warna hitam karena seringkali membuat anak jadi hanya fokus pada warna hitam, akibatnya daya kreatifitas dalam mengolah warna jadi tidak maksimal” tambah Mansyur.
Dari sekedar melihar karya yang dipajang, Galeri Seni Mansyur seringkali dijadikan ajang diskusi seniman dan budayawan. Bahkan baru-baru ini, guru-guru seni budaya SMP se-Tanjungpandan mengelar workshop di Galeri Seni Mansyur . “ Dari worshop itu saya jadi tahu, ternyata banyak yang tidak tahu seni lukis, khususnya seni grafis. Mereka menganggap seni grafis itu hanya cukilan kayu ” ungkap Mansyur. Lantas, ia mencontoh beragam seni grafis mulai dari cetak tinggi, cetak dalam hingga cetak datar yang sebenarnya bisa dilakukan anak-anak SMP. Namun Mansyur menyarankan agar tidak menerapkan perangkat pahat atau cukil kepada anak-anak SMP dikarenakan faktor keamanan.
Oleh karena itu, Mansyur menekankan seni itu harus terbebas dari kurikulum atau media. Jika tidak ada kanvas, melukis bisa dilakukan di atas batu atau apa saja selagi tidak berdampak buruk kepada anak didik karena interaksi anak dengan lingkungannya semestinya memberi inspirasi, meningkatkan daya kreativias mereka. “ Persoalan salah mencampur cat adalah bagian dari proses menemukan teknik melukis” pungkas Mansyur. Namun lebih dari sekedar meningkatan daya kreativitas anak. Ia berharap aktivitas di galeri seninya akan membesar menjadi komunitas seni dengan demikian mereka yang sudah jarang ke galeri akan berkumpul kembali layaknya sebuah rumah bagi keluarga (fiet)