Layanan live video streaming sejenis Bigo Live sebenarnya sudah lama ada, seperti Youtube, Ustream, Livestream. Setidaknya ada 9 layanan live video streaming terpopuler di Indonesia yakni Periscope, Facebook Live, Clip On You, #fame,iShow, Siaranku, Zeemi, Bigo Live dan Nonolive.
Menurut Irsan Parlindungan, Ketua dari komunitas video streaming, Setiap komunitas Bigo live dikelola oleh host, semacam ketua komunitas. Tahun 2016 lalu, Keberadaan situs Bigolive sempat dilaporkan ke Kementerian Kominfo. Namun sulit ditindakalanjuti karena tidak seperti video di facebook, video yang tersimpan hanya tersimpan di Server Bigo live sehingga pembuktian atas dugaan konten pornografi sulit dilakukan. “ Ketika ada laporan, apa yang sudah dilakukan itu sudah hilang. Kita cek, sudah tidak ada semua” ujar pelaksana tugas Kepala Biro Humas Komkominfo Noor Iza (15/2) seperti dikutip CNN
Stigma negatif terhadap situs Bigo Live sempat menjadi viral diberbagai media. Hingga penyedia layanan broadcasting Bigo Live sempat menjelaskan rencana pemblokiran oleh Kemkominfo dan aspek bisnisnya terkait dengan isu adanya konten pornografi di Bigo Live.
Irsan Parlindungan yang akrab dipanggil Ican tidak menapik fenomena adanya host atau pengguna Bigolive terlalu sensual atau berpotensi menampilkan unsur pornografi. “ Oleh karena itu sebagai Ketua Belitung Laskar Pelangi (BLP) saya mewaspadai hal-hal yang kurang pantas. Kalau tidak sesuai kita cut” kata Ican ditemui mengadakan pertemuan ‘kopi darat’ sesama anggota komunitas, di Warkop Bansai, tadi siang (26/2). Pertemuan komunitas Bigo Live Belitong sudah sering dilakukan, hari ini tema mereka berkumpul “ From Cyber To Be Real”. Tujuannya untuk menimbulkan rasa kebersamaan dan kekeluargaaan sesama anggota. Dari kumpul-kumpul di dunia nyata seperti ini, mereka berencana menggelar bhakti sosial ke desa-desa. “Semua tergantung dari orangnya. Saya punya pengalaman mendatangkan wisatawan dengan menampilkan video dari Bigo Live dengan latar objek wisata. Dan ini positif “ tambah Ica, salah satu pelaku usaha di dunia pariwisata.
Meski komunitas BLP baru terbentuk 23 Desember 2016 lalu namun jumlah anggotanya sudah mencapai 142 orang yang tersebar di wilayah Belitung dan Belitung Timur. Dibandingkan dengan host Bigo Live di Indonesia yang mencapai 600an viewer, host BLP baru sekitar 100an viewer.
Gejala berinteraksi dengan broadcasting Bigo Live di Belitung sudah lama ada namun bersifat personal. Beberapa sudah masuk komunitas Bigo live, baru Desember lalu tercetas ide untuk membuat komunitas Bigo Live di Belitong “ Sekitar bulan Apil saya menggunakan Bigo Live itupun diberitahu orang lain “ kata Ican sembari menunjuk orang yang dimaksud.
Keberadaan medsos dan media broadcasting live nampaknya semakin meluas. Hal ini tidak terlepas dari budaya egaliterian, dimana setiap orang merasa sama, tidak memandang status sosial tapi tergantung dari eksistensi mereka di dunia maya. “ Kami berkumpul di sini juga tidak melihat latar belakang seseorang. Semua boleh bergabing “ tandas Ican.
Egaliterian telah mendorong orang diperlakukan sama tak terkecuali untuk eksis di sa dunia maya. Semua tergantung cara memanfaatkan saluran komunikasi yang ada, tak hirau dengan taburan angin karena hakekat menabur informasi (desiminasi informasi) adalah untuk membuat menjadi bijak bersikap, tepat mengambil keputusan (fiet)