JAKARTA, DISKOMINFO – Upaya memperluas peningkatan minat wisata di Kabupaten Belitung semakin gencar dilakukan. Tidak hanya Pemkab Belitung, investasi swasta, masyarakat pun terpanggil mengembangkan sektor wisata menyusul bergulirnya ajakan ‘One Village, One Destination’ ke setiap desa. Kini peran itu meluas hingga ke Lembaga Riset dan Pengembangan Perguruan Tinggi.
Dihadapan mahasiswa Universitas Pertamina, Prof. Ibrahim Komoo memaparkan bagaimana kaidah dan metode pengembangan destinasi Geopark menyusul pembekalan Komoo baru-baru ini kepada komunitas di Pulau Belitong. Profesor Ibrahim Komoo menyebutkan bahwa Belitong sudah bisa (pantas) ditetapkan sebagai Geopark Nasional. Namun untuk menjadikan UNESCO Geopark Global haruslah didahului dengan kajian lanjutan. Dikarenakan geosite perlu didukung dengan keunikan khas (karakter khusus) yang membedakan geosite Belitong dengan geosite di daerah lain.
Ulasan Prof.Ibrahim Komoo ini menjawab rasa penasaran atas pertanyaan beliau, kenapa Sekjen Geopark Global Network (GGN) Unesco, Guy Martini ketika meninjau geosite Pulau Belitong (26-29 Desember 2016). Giliran Komo ke Belitung sempat menekankan tiga unsur yang memperkuat karakter unik geopark yakni unsur geologi, budaya dan hayati. Ini diucapkan sebelum penandantangan Peraturan Bersama (Bupati Belitung dan Bupati Beltim) tentang Badan Pengelola Geopark Pulau Belitong (23/2) di Tanjungpandan.
Belum genap seminggu usai penandatanganan Peraturan Bersama, Badan Pengelola Geopark Pulau Belitong (BPGPB) telah membuat langkah strategis. Bertempat di Kampus Universitas Pertamina siang tadi, Selasa, 28 Februari 2017, BPGPB menandatangani MOU kerjasama riset dan pengembangan terkait pengelolaan Geopark Pulau Belitong dengan Universitas Pertamina. Momen ini juga disaksikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, Ir.Hermanto yang ikut menyaksikan Kuliah Umum yang disampaikan Ibrahim Komoo kepada mahasiswa Universitas Pertamina siang tadi (28/2).
“Ini (MOU) pertama yang dijalin dengan pihak Perguruan Tinggi” tulis Ir.Hermanto saat dihubungi melalui WhatsApp-nya. MOU ini ditandatangani langsung oleh Rektor Univesitas Pertamina, Prof Akhmaloka, PhD dan Kepala BPGPB, Dyah Erowati.
Kadinpar Kabupaten Belitung, Ir.Hermanto memahami bahwa untuk memantapkan usulan geosite Pulau Beitong ke tataran global. “Memang perlu dilengkapi dengan berbagai database dari hasil riset. Terutama yang berkaitan dengan aspek geologi itu sendiri. Kemudian disusul dengan riset pada unsur biodiversity serta riset terhadap kondisi sosial budaya pendukung” pungkas Hermanto. (fiet)