TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Pembangunan membutuhkan stabilitas politik, keamanan dan ketertiban umum. Di era digital bisa saja kondisi politik ibukota mempengaruhi kondisi daerah. Dampak suhu politik nasional perlu diantisipasi di daerah terutama dikaitkan dengan gangguan stabilitas nasional dan kedaulatan negara. Pada level petani, TNI AD membantu mencetak sawah demi menjaga kedaulatan pangan. Ini menunjukkan pangan (ekonomi) adalah bagian dari strategi pertahanan negara.
Terkait dengan kondisi sosial, politik, hukum dan pertahanan di daerah, Asisten Deputi Bidang Ketahanan Negara Kemenko Polhukam RI, Marsekal TNI Achmad Sajili berkunjung ke Belitung bersama Tim Dokrin dan Strategi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam, Kolonel (KH) Widy Prasetyo (Bidang Strategi Pertahanan), Kolonel Mar.Edy Djatmiko (Kabid Dokrin) dan Ispriyanto (Staf Deputi IV Haneg). Asdep Komenko dijadwalkan di Belitung dan Belitung timur dari tanggal 28 Februari hingga 3 Maret 2017.
Keadatangan Asisten Deputi Komenko ini langsung diterima Wakil Bupati, Drs.Erwandi A Rani di ruang kerja pada hari Rabu, 29 Februari 2017 ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan data dikaitkan dengan dokrin dan strategi pertahanan negara. Turut mendampingi Asdep dari Lanud Tanjungpandan, KadisOps TNI AU Mayor Let. Heru Sementara dari Pemkab Belitung, Wabup didampingi Asisten I Bidang Pemerintah, Mirang Uganda,SH, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Ahyat dan Kabag Hukum Setda, Imam Fadli,SH.
Wabup mengutarakan maksud kedatangan Tim Dokrin dan Strategi Pertahanan Negara ke Belitung ini untuk mengetahui kondisi sosial politik secara umum. Dan Asisten Deputi juga menanyakan bagaimana Pemkab Belitung mengantisipasi ancaman keamanan dan bagaimana penangangannya termasuk membahas isu terkait sektor pertambangan dan pariwisata. “ Beliau ingin mengetahui bagaimana kita menangani gejolak jika terjadi konflik horizontal di masyarakat “ jelas Wabup.
Di banyak daerah, persoalan hukum, keamanan dan pertambangan telah kerap menjadi trending topik di media sehingga konlik terkait investasi (pertambangan atau perkebunan) . Namun sebagaimana dijelaskan Wakil Bupati, fokus Pemkab adalah membangun sektor unggulan yakni (Perhubungan, Pariwisata dan Kelautan). “Kalau untuk pariwisata, komitmen kita jelas dan kita menolak kehadiran kapal hisap ” tegas Wabup dengan singkat.
Mmasyarakat mulai menyadari dampak positif dan negatif dari sektor pariwisata yang dulunya mengandalkan kontribusi sektor pertambangan. Disisi lain ada yang masih tergantung sektor pertambangan. Pertemuan pagi menjelang siang tadi juga tak luput dari maksud mengatisipasi acamana keadaman di sektor pariwsata yang mengedepakan keamanan, ketertiban dan kebersihan Pada gilirannya dengan semakin banyak media promosi, Belitong akan lebih luas. “ Bahasan seputar pengaruh pertambangan bagi pariwisata namun lebih banyak mempertanyakan hal-hal terkait pertambangan “ pungkas Asisten Setda Bidang Pemerintahan, Mirang Uganda (fiet)