Bupati memanjatkan Do’a Selamat Kampong di Dusun Kepayang

TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Sebutan ‘urang darat’ sempat dianggap stigma negatif, konotasinya orang udik. Tak banyak orang tahu, sebutan urang darat itu identik dengan padi darat yang menjadi rujukan dari tradisi Maras Taun. Beragam padi ditanam padi ketan, yang nanti akan dimasak menjadi lepat lalu disampikan kepada dukun kampong (kepala kampung) untuk dimakan bersama. Dengan lepat itulah mengetahui jumlah warganya

Kisah dibalik maras taun dan sebutan ‘urang darat’ diatas akan menjadi pengetahuan lokal selama tradisi Maras Taun lestari. Untuk mengupayakan pelestarian tradisi budaya itulah dukun kampung Kepayang (dukun Kepayang), Desa Kacang Butor, Kecamatan Badau memimpin tradisi ‘Selamat Kampong’ pada hari Minggu, 5 Februari 2017 yang merupakan bagian ritual Maras Taun.

Saat menghadiri tradisi Selamat Kampong, Bupati Belitung, H.Sahani Saleh,S.Sos mengingatkan kembali Visi Misi Pemerintah bahwa pembangunan sektoral, regional dan global ini tak lain ditujukan agar Kabupaten Belitung yang sejahtera, berdaya saing, inovatif dan bermartabat. “ Semoga kesejahteraan dan keberkahan juga dirasakan masyarakat dusun Kepayang. Kegiatan yang sarat dengan makna tradisi dan budaya merupakan warisan nenek moyang” kata Sahani Saleh.

Usai dukun kampung memimpin doa selamat, pejabat dan tokoh masyarakat dihibur dengan pantun dan tarian oleh Campak ‘Kembang Ketakong’. Penari campak mengajak Firuza (Anggota DPRD), investor perekebunan Sawit dari Malaysia, Kades Kacang Butor, Hadian, Camat Badau, Camat Tanjungpandan menari bersama . Dulu, hiburan rakyat semacam ini berlangsung hingga malam hari, menampilkan beripat beregong, betiong dan beragam hiburan. Hadir pula Danramil Tanjungpandan, Mayor Inf.Djoko Lelono

Selamat Kampong biasanya dilaksanakan bulan Safar, ada pula di bulan Ruwah, mengikuti Almanak Qomariyah (Hijriyah). Ditempat terpisah, Ketua Lembaga Adat Desa Paal Satu, Kik Marzuki menuturkan latarbelakangi tradisi selamat kampong di bulan Safar (Februari Maret). Menurutnya di bulan Safar terjadi masa pacengklik di tanah arab. Saat itu banyak tanaman mati,panen gagal untuk iru masyarakat memanjatkan doa bersama. “Doa bersama inilah yang melatarbelakangi tradisi Selamat Kampong. Yang terpenting kita tahu riwayat yang melatarbelakangi tradisi Selamat Kampong “ tutur Marzuki.

Di akhir sambutannya, Pak Sanem (H.Sahani Saleh.S.Sos) berpesan pada generasi muda agar menghargai dan menjaga budaya maupun tradisi. Acara ‘Selamat Kampong’ di Dusun Kepayang ini dilanjutkan dengan pembagian sembako oleh Bupati bersama Laskar Besaer (fiet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *