TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Masalah klasik penanganan sampah kembali diangkat dalam workshop. Meski dianggap masalah klasik, kebijakan dan konsep penanganannya terus diupayakan tanpa bosan. Sampah erat kaitannya dengan budaya konsumtif masyarakat, terutama sampah kemasan berbahan plastik. Sebagai bagian dari upaya mengelola lingkungan hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar Workshop Pengelolaaan Lingkungan Hidup Bagi Masyarakat selama tiga hari (13-15 Maret 2017) di Graha Resto, Tanjungpandan.
DLH memberi alasan kenapa sampah plastik dijadikan objek pembahasan dalam workshop dikarenakan sampah berbahan plastik mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sementara pengolahannya terbatas. “Tidaknya banyak investasi yang bergerak daur ulang plastik. Oleh karena itu harus ada perlakuan agar sampah plastik tidak menumpuk. Solusinya ada pada konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle)” ujar Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Daerah yang juga memberikan materi ‘Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ‘.
Sebagian besar peserta workshop berasal dari pengurus bank-bank sampah di lima desa dan dari Forum Kabupaten Sehat. Hingga kini jumlah bank sampah meningkat secara kuantitas, sebagian lahir karena diinisiasi oleh pemerintah meski ada juga yang digagas oleh masyarakat itu sendiri.
Sebagaimana disampaikan Ketua Panitia Pelaksana Workshop, tujuan dari workshop ini adalah untuk memberdayakan masyarakat agar mampu diri dan keluarganya secara mandiri. Kedua, untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan lingkungan dan menjadi sumber penghasilan. Ketiga, bagaimana menerapkan teknologi ramah lingkungan yang tepat guna dalam mengelola sampah, Keempat memperkuat keterlibatan masyarakat, Kelima terciptnya kesepakatan bersama dalam mengelola dan mengendalikan lingkungan hidup di tingkat masyarakat dan terakhir, meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam mengelola dan mengendalikan lingkungan hidup
Setidaknya sudah ada 5 bank sampah yang terdaftar di Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) yang tersebar di Desa Aik Pelempang Jaya, Desa Air Selumar, Desa Tanjung Tinggi dan Desa Keciput. Kegiatan workshop yang digelar di Graha Resto Tanjungpandan. Usai memberikan sambutan, Kepala DLH Ir.Ubaidillah juga memaparkan kebijakan pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
“Bagi kami, workshop ini menjadi bekal untuk kami sosialisasi lagi kepada masyarakat dalam upaya menata lingkungan hidup yang sehat dan bersih. Apalagi kegiatan ini membuat kami bisa menggali ilmu lebih banyak“ ungkap Ketua Forum Kabupaten Sehat Belitung, Ratna Leli Pancawati usai mengikuti Workshop Workshop Pengelolaaan Lingkungan Hidup.
Dengan adanya workshop, upaya Forum Kabupaten Sehat membangun Bank Sampah lebih terencana dengan baik terutama dalam menerapkan konsep 3R (Reduce-Reuse-Recycle). Penekanan adalah pada aktivitas yang mampu mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, menggunakan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau berbeda dan kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk baru.
Agar lebih memotivasi, DLH menghadirkan narasumber dari Tebing Tinggi Medan yang sudah mengeluti proses pengolahan sampah dengan menerapkan konsep 3R. Beberapa Praktisi Lingkungan yang menjadi narasumber workshop antara lain Memed Abdul Hamid, Aninun Saniah. Setelah mendapatkan materi, peserta workshop mempraktekkan materi Daur Ulang Sampah Non Organik (plastik). Adapun materi yang disampaikan meliputi Implementasi 3R Melalui Bank Sampah, Manajemen dan Operasional Bank Sampah, Pemanfaatan Sampah Non Organik, Daur Ulang Sampah Non Organik Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah Rumah Tangga dan Tanaman.
Sebelumnya workshop serupa juga diadakan di Desa Pulau Seliu, Kecamatan Membalong dari tanggal 7 hingga 9 Maret 2017 atas permintaan warga sendiri karena menyadari sampah di Pulau Seliu mulai terbebani dengan persoalan sampah khususnya sampah non organik (fiet)