Tak banyak mengenal sosok perempuan lajang ini hingga karyanya terpampang di toko buku Gramedia. Standing banner di toko buku mengkategorikan buku Novianti ini dengan buku petunjuk perjalanan wisata karena tulisanya memang banyak mengenalkan objek-objek wisata. Adalah Elexmedia Komputindo yang mengkategori buku berjudul ‘Belitong Nature Paradise’ kedalam kelompok buku panduan wisata.
Dirilis pada 18 Februari 2016, ‘Belitong Nature Paradise’ menguak keindahan tempat wisata di pulau Belitong dengan ilustrasi bergambar. Cover depannya mengilustrasikan keindahan surga alami Belitong yang didominasi batuan granit di pinggir pantai. Cara Novi melukiskan keindahan terbilang unik. Hampir tiap halaman berilustrasi hand drawing. Tidak hanya keindahakan pantai, Novi juga memberikan informasi wisata yang lengkap mulai dari transportasi, agen travel, tempat penginapan, objek wisata menarik, kuliner makanan enak serta belanja oleh-oleh.
Kemampuan Novi membuat lukisan semi realis dengan teknik hand drawing tidak hanya dalam buku, tetapi juga diatas media textile. Dan ketika buku pertamanya diluncurkan, Novi pun memasarkan kaos, pulpen dan buku dengan lukisan semi realisnya. Sarjana lulusan Fakultas Teknologi dan Desain, jurusan Desaian Grafis Universitas Bunda Maria ini bisa berbangga, di saat wisuda buku yang diangkat dari karya ilmiahnya melengkapi foto wisudanya. Berilmu dan berkarya, begitulah cara Novi mengamalkan ilmu “Saya juga ingin membantu memasarkan wisata Belitong” ujar Novi yang kini dikenal sebagai penulis muda Belitong.
Ketertarikan orang dengan buku berilustrasi batuan granit, ternyata berlanjut, menarik minat Badan Pengelola Geopark Pulau Belitong. Kali ini, tidak melalui penerbit melainkan dalam bentuk project integratif, diterbitkan untuk mendukung pengelolaan geopark Pulau Belitong. Didasarkan pada buku ‘Warisan Geologi Pulau Belitong’ yang ditulis ahli geologi, Okky Oktariady. Ia memperlihatkan buku baru berjudul ‘Toward Belitong Island Geopark, Sabuk Granit Asia Tenggara‘ yang ditujukan untuk mendukung penetapan status Geoparkpark Nasional.
“Masih mock up (proses editing). Dua atau tiga bulan kedepan mungkin dicetak” tambahnya. Buku dengan 115 halaman terbagi dalam beberapa bab terdiri dari pengenalan, geosite, geoproduct, geohistorical, geoculture. Untuk ilustrasi buku, Novi membutuhkan waktu 1 bulan hingga berbentuk mock up (terjilid namun masih tahap editing) karena akan disesuaikan dengan edisi berbahasa Inggris.
Ditulis bersama ahli geologi. dikarenakan buku ini ditujukan untuk menguatkan status Geopark Pulau Belitong. Dengan begitu buku ini mengandung nilai edukasi, pengetahuan dan memotivasi orang untuk melindungi geopark (taman bumi) yang diwariskan Sang Pencipta. Buku ini memadukan unsur tritunggal taman bumi yakni unsur geologi, budaya dan hayati.
Menurut Ketua Umum Badan Pengelola Geopark Pulau Belitong (BPGPB), Dyah Erowati, buku ini akan diperbanyak secara keroyokan, instansi manapun bisa membantu pencetakan. “Kita hanya menyiapkan materi, kalau ada yang ingin mencetak misalnya Dinas Pariwisata silahkan karena kita (BPGPB) tidak boleh mendanai” ujar Dyah. Direncanakan akan dicetak perdana sebanyak 100 ekslemplar.
Meski dalam proses revisi, buku sudah mendapat apreasi dari Sekjen Geopark Global Network (GGN) UNESCO, Guy Martini. “cepat sekali“ ujar Novi meneruskan komentar Guy Martini. “Take a picture !, katanya“ Begitu Dia Novi memakai kaos bertema geopark dipakai Novi. Rupanya tidak hanya buku, Novi juga memperlihatkan geoproduct yang lain seperti buku memo.
Taman Bumi memang tidak hanya menjadi objek destinasi. Upaya konservasi Taman Bumi membutuhkan product pendukung semacam merchandise yang dijual ketika produk ekonomi kreatif dihasilkan, lazimya produk yang mengikuti pemutaran film perdana. “Lewat geoproduct (ekonomi kreatif) masyarakat ikut terlibat dalam pengelolaan geopark” ujar Dyah Erowati ketika menyampaikan sambutan pada acara pengukuhan personalia Badan Pengelola Geopark Pulau Belitong di Ruang Sidang Pemkab Belitung, Kamis 16 Maret 2017 (fiet)