TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – “Gedung yang sudah dibangun tolong dirawat dengan baik. Karena biasanya membangun lebih mudah dari merawat”, demikian sambutan disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung, Irfan Mauran dalam acara Peresmian penggunaan gedung SMAN 1 Tanjungpandan direhabilitasi (25/3)
Menurut Irfan usulan rehabilitasi gedung SMAN 1 Tanjungpandan ini sudah dilakukan sejak tahun 2013 namun baru terealisasi tahun 2016 dan diresmikan tahun 2017 ini oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dalam sambutannya, Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, H.Rustam Effendi Bsc mengungkapkan harapannya “Kedepan mudah mudahan SMAN 1 Tanjungpandan akan terus megah dengan prestasi semegah gedungnya yang baru” kata Rustam usai meresmikan penggunaan gedung baru dari kegiatan perluasan dan peningkatan pendidikan SMA.
Pekerjaan Bantuan Pengembangan SMAN 1 Tanjungpandan ini dikerjakan oleh PT. Rian Makmur Jaya dengan masa kontrak 180 hari yang menelan biaya Rp. 4.597.991.000 bersumber dari dana DABA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Alhamdulillah, kami bersyukur setelah menunggu perubahan wajah gedung SMAN 1 Tanjungpandan lebih kurang 14 tahun dengan penuh perjuangan akhirya terwujud dengan bantuan dari Perintah Provinsi“ kata Kepala Sekolah SMAN 1 Tanjungpandan, Drs.Haryanto.
Gedung SMANSA 1961-2017
Awal tahun 1961 beberapa mantan pelajar yang sudah bekerja di PN. Timah Belitung dan telah menempuh pendidikan SMA di luar Belitong berkeinginan mewujudkan berdirinya sekolah SMA di Belitong. Mereka diantaranya Djamaluddin Syarief, Abdul Majid Hamid, Ismail Djalil, Sentot P.S dan Asri Amar lalu menghadap Bupati
Kepada Bupati Belitung Wahab Adjis kemudian merekomendasikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Olah Raga memfasilitasi berdirinya SMA. Sedangkan PN Timah merekomandasikan karyawannya untuk menjadi tenaga pengajar.
Juli 1960 berdirilah SMA Belitung dengan dua jurusan, yakni Ekonomi dan Hukum yang berlokasi di Jl. Sriwijaya menempati gedung ex. Sekolah China – Kuomintang. Saat itu SMA Belitung dikepalai Engkos Kosasih yang merangkap sebagai Kepala SMEP Persiapan. Beberapa guru yang pernah mengajar di SMA ‘Sriwijaya’ ini diantaranya Adang Wiganda (Ekonomi), Gustaf Naibaho (Sejarah Ekonomi), Abdul Madjid Hamid ( Bhs Inggris ), Ismail Djalil (Tata buku), Asri Amar (Hitung Dagang), Djamaluddin Syarif (Kimia Organik), P. Pane (Hukum yang merangkap Jaksa) dan Rochenbagh guru Bahasa Jerman yang juga Pastor di Gereja Katolik
Meski dengan buku pegangan seadanya, guru yang terbatas akhirnya bisa meluluskan anak didik. Tidak ada paksaan murid untuk membeli buku. Tak mudah lulus saat itu, untuk Lulus Ujian Akhir harus melewati ujian pelengkap. Pada tahun 1961 dari 51 siwa yang lulus hanya 41 orang diantaranya Ali Jaya, Munir Saleh (mantan Ketua DPRD Babel), Djamaluddin Baidi, Syarifuddin, Moch. Manaf, Maen Rambay, Sjachroelsiman. Mereka inilah lulusan pertama SMA Belitung.
Dari menumpang gedung eks Sekolah Cina-Kuomintang, SMA Belitung kemudian membangun gedung sendiri di Jalan Baru (Sekarang Jl.Gatot Subtoro). Saat itu peran H. Mahdani Miram, Hasan Halil, Djahasan Muchtar Aziz bisa dianggap sentral dalam pengembangan SMAN 1 Tanjungpandan selain memang mereka Kepala Sekolah. Tepat pada tanggal 25 Juli 1953 SMA Belitung berubah status menjadi Sekolah Negeri dengan nama SMAN 1 Tanjungpandan. Tahun 1994 berubah bernama SMU Negeri 1 Tanjungpandan. Seiring berlakunya kurikulim 2004 sebagai dikutip dari website, nama SMUN 1 dikembali kan namanya menjadi SMAN 1 Tanjungpandan.
Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SMAN 1 Tanjungpandan dari tahun 1963-2017: Hasan Halil (1963-1983), Djahasan (1983-1989), Drs.Sunardi (1989-1990), Drs Suhirman (1990-1994), Sumardi, SPd (1994-1999), Drs Erwandi A Rani (1999-2001), Drs, DJon Pudjono (2001-2002), Hamdani, SPd (2002-2006), Herman Hasan SPd (2006-2010), Dra Rukmini (2010-2011), Sutra Indaini, SPd (2012-2014), Drs Haryanto (2014-sekarang)
Kenangan Seorang Pendidik
Didaulat memberikan sambutan, Wakil Bupati Belitung, Drs Erwandi A Rani justru lebih banyak mengenang masa-masa sebagai murid, menjadi guru, kepala sekolah hingga menjadi pemimpin di Kabupaten Belitung. Suatu ketika, beliau berkisah sebagai murid. Sepeda dikayuh belasan kilometer demi mendapatkan ilmu dan tak disangka beliau mengajar sebagai guru Fisika lalu menjadi Kepala Sekolah ditempat yang gedung yang sama.
Dalam website Smansa tertulis, dari tahun 1963 hingga 2017 ini, sudah 12 kali pergantian Kepala Sekolah. Pada saat ini SMAN 1 Tanjungpandan melaksanakan Program Rintisan Sekolah Kategori Mandiri (SKM/SSN) dan sedang dalam proses menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
Kini, SMAN 1 Tanjungpandan memiliki 600an siwa menempati 21 lokal ruang kelas dengan 58 guru dan tenaga pendukung, 26 diantaranya merupakan guru dengan status Aparatur Sipil Negara dan sekitar 7 guru merupakan Guru Tidak Tetap. Keberadaan Guru Tidak Tetap ini membantu kelancaran proses belajar apalagi tanggung jawab jam mengajar itu tinggi. Hal ini sempat diungkapkan Kepala SMAN 1 Tanjungpandan saat menghadir ‘Kelekar kun KAHMI’ (8/3) lalu.
“Hanya ada dua guru Fisika yang wajib mengajar sekitar 50 jam artinya tiap guru mendapat beban 20 jam“ ujar Haryanto. Ketika guru memasuki pensiun, guru pengganti harus disiapkan. Karena itu ketika terjadi polemik GTT dan TT. Haryanto sempat risau dengan ketidakpahaman masyarakat “Kita ingin menambah guru, namun ABPD tidak dialokasi untuk menambah guru honorer. Pun kalau meminta bantuan Komite Sekolah, pemasukan dananya tida sesuai dengan yang mereka rencanakan” ungkap Haryanto
Seiring jaman tuntutan mendidik semakin besar “Kalau mengajar les saya tidak bisa lagi, sudah capek ” kata Juwardi, guru bidang Studi Bahasa Inggris yang tengah konsentrasi membekali kelas XII agar bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Sejumlah lulusan SMA mengenyam pendidikan terkemuka di tanah air bahkan ada yang melanjutkan ke luar negeri. “Romantika mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi tentu penuh warna mulai dari Seleksi Ujian Perintis, Sipenmaru. Kalau ke Perguruan Tinggi, kita yang punya program studi tour tapi kalau Perguruan Tinggi Swasta mereka sendiri yang mensosialisasi program studi kepada siswa” ujar Juwardi.
Kini dengan gedung baru, jumlah siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi diharapkan semangat tinggi begitupun dengan kualitasnya. Sebagaimana yang diharapkan dari Mirza, salah satu wali siswa SMAN 1 Tanjungpandan. “Tak masalah dengan gedung. Gedungnya jelek atau megah yang terpenting kualitas sekolahnya”. Mirza berharap sekolah meningkatkan kerjasama dengan perguruan terkemuka agara siswa yang berprestasi bisa tersalurkan (fithrorozi).
selamat ye ade gedung yang nyaman semoga prestasi smansa makin oke
Salah satu pendirinya Abdul Majid Hamid ( Mertua saya ) baru saja wafat tgl. 11/09/2017. Beliau tinggal di Jl. Flamboyan I No. 1 Menteng Dalam Tebet. Beliau dimakamkan di Menteng Pulo. Tebet. Tolong doakan agar amal ibadah beliau di terima oleh Allah SWT. Amin