TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Sertifikasi kompetensi tenaga kerja pariwisata merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja pariwisata dalam menghadapi MEA. Komitmen ini ditegaskan Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI, Flora Sintanauli dalam sambutan yang dibacakan oleh staff Kementerian dalam acara Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi Kerja Sektor Pariwisata Tahun 2017 Bidang Kepemanduan Wisata dan Travel Konsultan di Ballroom Hotel Bahamas pada Senin 27 Maret 2017.
“MEA akan diberlakukan dalam waktu kurang dari dari setahun dimana akan terjadi peningkatan arus bebas barang jasa, arus bebas investasi, arus modal yang bebas dan arus tenaga kerja diantara negara ASEAN termasuk sektor pariwisata yang merupakan salah satu Priority Integritas Sektor (PIS) bidang jasa” ujar Flora di depan 50 peserta calon penerima sertifikasi profesi pramuwisata di Hotel Bahamas.
Pada tahun 2017 ini, Kabupaten Belitung mendapat 100 orang kuota ditargetkan mendapat sertifikasi profesi terdiri dari 73 dan 23 untuk travel agent . Ada tiga kriteria pemandu wisata, yakni pemandu wisata lokal yang menangani untuk satu area, pemandu wisata dalam kota untuk memandu wisata untuk satu kota dan pemandu wisata lintas daerah (overland) yang memandu wisata antar kota. Adapun materi yang diujikan mencakup ujian tertulis, lisan dan simulasi seperti praktek pemandu city tour.
Lebih lanjut ia mengatakan, jumlah tenaga kerja menurut NESPARNAS (Neraca Satelit Pariwisata Nasional) baik secara langsung maupun tidak langsung adalah 10.177.000 tenaga kerja, 4.755.890 orang diantaranya merupakan tenaga kerja langsung dan hingga tahun 2016 yang sudah disertifikasi tenaga kerja ke sektor pariwisata sejumlah 174.020 orang.
Sementara peningkatan di sektor perhotelan, pada 2012 jumlah usaha akomodasi dengan klasifikasi bintang 1 hingga bintang 5 mencapai 1.663 hotel meningkat menjadi 1728 hotel atau pada tahun 2013 atau naik sebesar 3,75%. Dan usaha jasa perjalanan wisata berkembang sebesar 10.09%. “ Data tersebut menunjukkan bahwa dibutuhkan lagi lebih banyak tenaga kerja pariwisata yang profesional dan kompeten untuk mengimbangi pertumbuhan industri pariwisata sehingga mampu bersaing menghadapi MEA 2016” tambahnya.
Dari 16 sektor pariwisata setidaknya sudah dua kali digelar fasilitasi sertifikasi profesi. Sebelumnya Badan Ekonomi Kreatif juga telah mensertifikasi profesi fotografer di tempat yang sama (9-11 Maret 2017.
“Dari 100 kuato peserta uji komptensi sebanyak 113 untuk city tour dan lokal guide. Kami menjaring rekan-rekan. Kegiatan ini rencanaya digelar selama 2 hari dari tanggal 27 hingga 28. Nantinya data-data pemandu wisata akan diverifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pramindo sedang sertifikatnya dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)” ujar Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DPC Kabupaten Belitung, Erling Rianto.
LSP Pramindo dibentuk oleh pengurus HPI yang berkomitmen untuk meningkat tenaga kerja bidang kepemanduan wisata yang kini memiliki 6 (enam) ruang lingkup: Kepemanduan wisata, pengatur wisata (TL), kepemanduan gua, kepemanduan museum, kepemanduan ekowisata, outbond (fasilitator experiential learning). Bahkan saat ini sedang diproses untuk menambah 4 ruang lingkup lagi: kepemanduan panjat tebing, kepemanduan arung jeram, tour operation (skema ASEAN-ACCSTP), dan travel agency (skema ASEAN -ACCSTP).
Kegiatan fasilitasi ini dibuka oleh Asisten II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Setda Kabupaten Belitung, Drs Jasagung Haryadi, Msi. “ Terimakasih kepada Kemenpar yang telah memfasilitasi kegiatan ini “ kata Jasagung. Dalam sambutannya, Jasagung mengungkapkan rencana uji kompetensi dalam rangka pemberian sertifikasi untuk wilayah Bangka Belitung yakni sebanyak 450 sertifikat untuk sertifikasi profesi kepemanduan, bartender restoran, tour planner. Kegiatan ini juga dihadiri Kepada Dinas Pariwisata yang diwakili Kabid Pemasaran Wisata oleh Rohili. (fiet)