Perpustakaan Daerah Gelar Bimtek Pengelola Perpustakaan Sekolah

TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Dampak dari terbitnya novel dan film Laskar Pelangi sangat terasa bagi dunia pariwisata. Sejumlah tempat yang menjadi lokasi pembuatan film pun ramai didatangi wisatawan tak terkecuali dengan replika sekolah yang hampir roboh. Untuk menguatkan pesan dari novel dan film, si penulis Andrea Hirrata membangun Museum Kata di Gantong yang merupakan Museum Kata pertama di Indonesia. Tujuannya tidak lain membangkitkan budaya literasi di pulau Belitong sedang pariwisata adalah tuah dari pesan yang disampaikan.

Salah satu upaya mengembangan budaya literasi adalah dengan membangun perpustakaan daerah. Keberadaan perpustakaan daerah ini menjadi strategis baik untuk melestarikan budaya literasi dan minat baca masyarakat. Untuk Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah mengkoordinir perpustakan-perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah, komunitas dan perpustakaan desa.

“Setiap sekolah umumnya memiliki 1 orang pengelola perpustakaan. Sebagian sekolah malah ada yang menunjuk guru untuk menjadi Kepala Perpustakan. Umumnya pengelola perpustakaan itu Pegawai Tidak Tetap (PTT)“ ujar Masri Fajar, Kepala Perpustakaan SMPN 2 Badau ketika ditemui di ruang pelaksanaan Bimbingan Teknis Pengelola Perpustakaan Sekolah, Kamis, 30 Maret 2017.

Bintek Perpustakaan ini dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 29 hingga 31 Maret 2017 di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah. Materi Otomasi Perpustakaan disampaikan pustakawan pertama Aristanto Hakim dari Subid Otomasi Perpustakaan dan Drs Agus Suprana M.Hum dari Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI.

Kepala Perpustakaan Sekolah SMPN 2 Badau, Masri Fajar menganggap penting kegiatan ini terutama dalam menyusun program perpustakaan di sekolahnya namun sering kali terkendala dengan sarana prasarana dan anggaran. “Program Perpustakan diperlukan dan harus dijalankan. Dengan keterbatasan sarana prasarana dan anggaran kita harus bisa mensiasati. Apalagi sumber pendanaan hanya sebesar 5% berasal dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)” ungkap Masri. Untuk meningkatkan minat baca, SMPN 2 menggelar lomba-lomba di lingkungan sekolah.

Untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan dibutuhkan sarana penunjang seperti Sistem Informasi Integrated Library System. Sistem informasi ini dibuat dan dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional untuk diterapkan di daerah-daerah.

“Kita mengembangkan sistem informasi ini ditujukan agar pelayanan perpustakaan menjadi cepat dan akurat. Pelayanannya cepat, pencariannya bukunya pun jadi mudah” ujar Aristanto. Terkait dengan kendala sarana prasarana seperti yang diungkapkan Kepala Perpustakaan SMPN 2 Badau, Aristanto menyarankan agar perpustakaan bisa besinergi dengan Organisi Perangkat Daerah (OPD) lain. “Misalnya dibantu Dinas Kominfo untuk membangun jaringan IT (Informasi Teknologi) dan membantu mengatasi troubleshooting. Karena umumnya pustakawan itu tidak begitu paham dengan IT” saran Aristanto

Saat ini jumlah sekolah di Kabupaten Belitung berjumlah 115 unit, terdiri dari SDN sebanyak 115 unit, SD Swasta sebanyak 6 unit, MIN sebanyak 1 unit, MIS sebanyak 1 unit SMPN sebanyak 21 unit, MTSN sebanyak 1 unit, MTs Swasta sebanyak 2 unit, SMP Swasta sebanyak 7 unit, SMAN sebanyak 4 unit, SMA swasta sebanyak 2 unit dan SMKN sebanyak 5 unit dan SMK Swasta sebanyak 2 unit. Dengan demikian jumlah perpustakaan sekolah yang ada semestinya berjumlah 115 perpustakaan.

Kegiatan yang dilakukan selama 3 hari ini disambut antusias dari peserta Bimtek karena program Bimtek Pengelola Perpustakaan Sekolah ini hanya dilaksanakan 2 kali dalam setahun, diselingi dengan Bintek Pengelola Arsip. (fiet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *