Dusun Buluhtumbang Lestarikan Tradisi Barik Maras Taun

TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Bertempat di rumah Dukun Kampong Buluhtumbang, berlangsung prosesi Maras Taun. Berada di pertigaan jalan menuju Bandara Internasional HAS Hanandjoeddin, prosesi Maras Taun menarik perhatian apalagi Desa Buluhtumbang  merupakan  desa yang rutin menggelar tradisi Maras Taun dan Selamat Kampong pada Minggu, 2 April 2017.

Sejatinya, maras taun adalah ungkapan rasa syukur atas panen padi. Umumnya jenis tanaman yang ditanam di lahan kering merupakan padi darat. Sebagian ditanam ketan. Sebelum orang mengenal lahan sawah. Masyarakat Buluhtumbang  sudah lama berume padi darat, mendirikan membarongan, menumbuk padi dengan lesung, hasilnya dijadikan lepat. Lepat inilah yang diserahkan kepada dukun kampung untuk menunjukkan seberapa besar hasil yang didapat tahun ini.

Kini, ketersediaan beras yang dihasilkan dari lahan pertanian di desa Buluhtumbang kurang mencukupi, namun tradisi Maras Taun tetap dilestarikan. ‘Lestarikan Adat Budaye Bari’ Urang Belitong. Maras yang bagi warga lokal diartikan memotong atau menutup masa bertani dan taun adalah musim tanam dijadikan rujukan untuk mengawali kehidupan di tahun berikutnya.

Dalam sambutannya Bupati Bupati Belitung, H. Sahani Saleh S.Sos menekankan pentingnya pelestarian tradisi Maras Taun seperti yang dilakukan di dusun Buluhtumbang  sebagai bagian dari mengangkat martabat dan jati diri masyarakat. Terkait ketersediaan lahan, Bupati menyinggung lahan yang diklaim milik TNI-AU dikaitkan dengan upaya pemerintah Kabupaten Belitung membangun Bandara Internasional HAS Hanandjoedin.

Selain Bupati tampak hadir Camat Tanjungpandan Marzuki S.IP mendampingi dukun kampong yang diapit oleh tokoh-tokoh masyarakat termasuk Kepala Desa Buluhtumbang Sahrial, Kepala Dusun Buluhtumbang dan tokoh adat lainnya.

Prosesi Maras Taun dusun Buluhtumbang ini diawali dengan memanjatkan doa yang dipimpin oleh dukun kampong dan harapan agar kendala dan hambatan dalam membangun wilayah khususnya di dusun Buluhtumbang tidak terjadi ditahun berikutnya. Dilanjutkan dengan membagikan sebaskom kesalan berupa potongan daun neruse kepada warga.

Beragam simbol budaya masyarakat pertanian mewarnai tradisi Maras Taun. Salah satunya proses menumbuk padi dengan lesung. Bupati Belitung dan Kades Buluhtumbang tampak menumbuk padai bersama sebagai simbol sinergitas antara pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa membangun wilayah.

Dulu, kegiatan menumbuk padi ini menjadi atraksi tersendiri yang disebut dengan Kundangan Nutok. Warga yang didominasi kau perempuan saling menumbuk dan tak jarang menimbulkan harmonisasi suara lumpang yang ditumbuk alu. Padi yang ditumbuk dijadikan makanan berupa emping beras dan aruk berete.

Kini, tradisi menumbuk lesung menjadi atraksi andalan yang sering disuguhkan kepada wisatawan. Atraksi ini dikenal dengan Lesung Panjang. Semua makan yang disajikan untuk dimakan bersama-sama dilanjutkan menikmati hiburan bersama-sama. Sebagai wujud rasa syukur hasil yang dilakukan selama setahun.

Pada tahun 2017, sejumlah kampong akan menggelar tradisi Maras Taun sebagai wujud pelestarian adat tradisi masyarakat Belitong. Desa Selat Nasik memastikan akan menggelar Maras Taun pada tanggal 16 April 2017 sementara desa Kacang Butor menjadikan pelaksanaan tradisi Maras Taun digelar bulan Mei 2017.  (fithrorozi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *